Indonesia dikelilingi lautan luas dan juga pantai, tapi seperti diketahui kalo negara tercinta kita ini malah mengimpor garam dari luar negeri.
Ini cukup mengherankan kenapa bisa terjadi, bukankah tinggal menguapkan air laut nanti akan dapat banyak garam.
Sebelum nya perlu diketahui kalo garam itu ada dua yakni garam konsumsi rumah tangga dan garam industri. Industri yang membutuhkan garam yaitu pulp atau kertas. Jika anda jilat kertas buku tulis ada sedikit rasa asin bukan.
Selain itu juga industri makanan seperti mie lidi, mie instan dan semacamnya.
Industri seperti ini membutuhkan garam dengan kadar NaCl 97%, sementara garam dari penguapan air laut hanya 85-88% saja.
Garam laut cocoknya untuk konsumsi rumah tangga, hanya perlu menambahkan yodium saja.
Kebutuhan garam di Indonesia itu cukup besar yakni 4,5 juta ton pada tahun 2023, sementara Produksi garam Indonesia hanya 1,8 juta ton. Kalo tidak membuka keran impor bisa dipastikan harga garam akan melonjak tinggi.
Garam yang biasanya harga 2000 isi 150 gram, bisa melonjak 2x lipat.
Oh, jadi seperti itu. Garam di Indonesia hanya cocok untuk rumah tangga karena kadarnya hanya 85-88% dan produksinya pun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.
ReplyDeletekurangnya garam masih banyak
ReplyDeletekalau tak ekspor nanti masak masak
kurang enak